Mengunjungi Kebun Teh dan PTPN VI Alahan Panjang - Guru Kabel

Jumat, 14 Februari 2020

Mengunjungi Kebun Teh dan PTPN VI Alahan Panjang



Salah satu materi yang dipelajari siswa kelas IV SD Kurikulum 2013 adalah tentang pengolahan hasil bumi dan diagram alir sederhana proses pengolahannya. Secara teori siswa telah mempelajari tentang tanaman teh, perawatan serta pengolahannya. Namun mereka belum pernah melihat secara langsung kebun dan pengolahan tanaman teh tersebut.
Untuk menyeimbangkan antara teori dan praktik, siswa dan guru merencanakan pergi mengunjungi Kebun Teh Kayu Aro di Alahan Panjang, Kabupaten Solok dan melihat langsung proses pengolahannya. Setelah diadakan korespondensi melalui surat elektronik (e-mail) dan telfon, akhirnya disepakati tanggal keberangkatan, biaya, dan teknis perjalanan. Hal ini dikomunikasikan dengan sekolah dan orang tua siswa agar perjalanan berjalan lancar.

 A.    Mengenal PTPN VI Alahan Panjang
PTPN VI Alahan Panjang atau lebih dikenal dengan PTPN VI Kayu Aro merupakan sebuah BUMN dengan komposisi bisnis  95 % bisnis kelapa sawit dan 5 % bisnis Teh. Areal perusahaan tersebar di dua wilayah, yaitu di Provinsi Jambi dan Sumatera Barat.
PT Perkebunan Nusantara VI adalah Perusahaan Agro Industri yang mengusahakan perkebunan dan pengolahan hasil perkebunan kelapa sawit dan Teh. Arah pengembangan usaha saat ini berkonsentrasi kepada kelapa sawit secara horizontal melalui perluasan areal tanaman serta meningkatkan kapasitas terpasang pabrik pengolahan kelapa sawit
Pendirian PTP Nusantara VI  berdasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 11 tahun 1996 dan pengesahan dengan Akta Notaris Harun Kamil SH, Nomor 39 tahun 1996 berkedudukan Kantor Direksi di Padang yang telah diubah dengan Akte Notaris Sri Rahayu Hadi Prasetyo, SH Jakarta Nomor 19 Tahun 2002 tanggal 30 September 2002 bahwa Kantor Direksi berkedudukan di Jambi.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2014 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke Dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT PERKEBUNAN NUSANTARA III, maka Perusahaan didirikan dengan modal saham yang 90% milik PT Perkebunan Nusantara III (Persero) dan 10% milik Pemerintah.
B.     Pengolahan Produk Teh
 Pengolahan teh adalah metode yang diterapkan pada pucuk daun teh (Camellia sinensis) yang melibatkan beberapa tahapan, termasuk di antaranya pengeringan hingga penyeduhan teh. Jenis-jenis teh dibedakan oleh pengolahan yang dilalui. Di dalam bentuknya yang paling umum, pengolahan teh melibatkan oksidasi terhadap pucuk daun, penghentian oksidasi, pembentukan teh dan pengeringan. Dari tahapan ini, derajat oksidasi memainkan peran penting untuk menentukan rasa teh, dengan perawatan dan pemotongan pucuk daun memengaruhi citarasa juga turut berperan meski cukup kecil.
Meskipun tiap-tiap jenis teh memiliki rasa, aroma, dan wujud yang berbeda-beda, pengolahan teh untuk semua jenis teh memiliki sekumpulan metode yang serupa dengan sedikit variasi:
1) Pemetikan: Daun teh, yakni satu kuntum dan dua pucuk, dipetik dari semak Camellia sinensis dua kali setahun pada permulaan musim semi dan musim panas atau penghujung musim semi. Pemetikan pada musim gugur atau musim dingin jarang dilakukan, meskipun bisa saja ketika musim memungkinkan. Pemetikan dilakukan dengan tangan ketika kualitas teh menjadi prioritas, atau ketika biaya tenaga pekerja bukan persoalan. Pemetikan dengan tangan dilakukan dengan cara menggenggam sejajar dengan hentakan pergelangan tangan dan tanpa pemilinan atau penjepitan, karena jika yang terakhir dilakukan akan menurunkan mutu daun. Pemetikan juga dapat dilakukan dengan mesin, meski akan lebih banyak daun yang rusak dan sebagian terbuang. Adalah juga sulit panen teh dengan mesin di lereng gunung di mana teh sering ditanam.
2) Pelayuan: Dilakukan untuk menghilangkan terbuangnya air dari daun dan memungkinkan oksidasi sesedikit mungkin. Daun teh dapat dijemur atau ditiriskan di ruangan berangin lembut untuk mengurangi kelembaban. Daun kadang-kadang kehilangan lebih dari seperempat massanya akibat pelayuan.
3) Pememaran: Untuk mengajukan dan mempercepat oksidasi, daun boleh dimemarkan dengan memberinya sedikit tumbukan pada keranjang atau dengan digelindingkan dengan roda berat. Ini juga menghasilkan sedikit jus, yang membantu oksidasi da memperbaiki citarasa teh.
4)      Oksidasi: Untuk teh yang memerlukan oksidasi, daun dibiarkan semula di ruangan tertutup di mana segera mereka menjadi lebih gelap. DI dalam tahap ini klorofil pada daun dipecah secara enzimatik, dan tanninnya dikeluarkan dan dialihbentukkan. Di industri teh, proses ini disebut fermentasi, meski sebenarnya tidak terjadi fermentasi karena proses oksidatif ini tidak membangkitkan energi (langkah ini tidak juga dipicu oleh mikroorganisme; di dalam langkah pengolahan teh lainnya--misalnya penyimpanan--mikroorganisme dapat digunakan untuk fermentasi). Penghasil teh dapat memilih ketika oksidasi harus dihentikan. Untuk teh oolong oksidasi harus terjadi 5-40%, pada teh oolong yang lebih cerah 60-70%, dan pada teh hitam 100%.
5)  Penghilangan-warna-hijau: Istilah lainnya shāqīng (殺青) dilakukan untuk menghentikan oksidasi daun teh pada jenjang yang diharapkan. Tahapan ini di PTPN VI karena memproduksi teh hitam dilakukan dengan cara pengeringan.
6)      Penguningan: Khusus untuk teh kuning, dilanjutkan dengan pemanasan ringan di dalam kontainer mini, warna teh berubah menguning.
7)      Pembentukan:Tahap berikutnya adalah penggulungan untuk mendapatkan bentuk lajur yang ergonomik. Biasanya dilakukan dengan menempatkannya di dalam tas pakaian yang besar, yang kemudian ditekan-tekan oleh tangan atau mesin untuk membentuk lajur. Tindakan penggulungan ini juga menyebabkan beberapa pati dan jus dari dalam daun keluar, ini akan memperkaya rasa teh. Lajur teh dapat dibentuk menjadi bentuk lain, misalnya membentuk pola keriting, membentuk pelet, atau digulung serupa bola dan bentuk lain yang diharapkan.
8)      Pengeringan: Pengeringan dilakukan sebagai "tahap akhir" menjelang penjualan. Ini dapat dilakukan dengan banyak cara, misalnya dengan menggongseng, menjemur, menghembuskan udara panas, atau memanggangnya. Namun, pemanggangan adalah yang paling lazim. Pemeliharaan yang saksama mestilah dilakukan supaya pucuk daun teh tidak terlampau kering, atau bahkan hangus.
9) Pemeliharaan: Meski tidak selalu dilakukan, beberapa teh memerlukan penyimpanan ekstra, fermentasi tahap kedua, atau pemanggangan untuk mencapai potensial minumannya. Juga, teh yang diberi perisa dipabrikasi dengan menyemprotkan aroma dan rasa atau dengan menyimpannya di lingkungan perisa.
10)  Tanpa pengawasan suhu dan kelembaban yang saksama selama pengolahan dan pabrikasi, jamur mungkin saja tumbuh di atas teh. Jamur jenis ini menyebabkan fermentasi yang nyata yang akan mencemari teh dengan zat racun dan kadang-kadang senyawa pemicu kanker dan merusak rasa, yang pada akhirnya teh tidak lagi layak untuk dikonsumsi.
 C.    Benefit Kegiatan bagi Siswa dan Sekolah
Dengan melihat langsung perkebunan (pembibitan, pemupukan, dan perawatan),  serta pengolahan produk teh mulai dari pemetikan di kebun, pengolahaan di pabrik (mulai dari pengeringan, pemotongan, penyaringan (filterisasi) sampai dengan pengolahan di mesin hingga pengemasan / packing. Saat melihat langsung di dalam pabrik, siswa juga melatih kemampuan berbahasanya dengan mewawancarai guide yang telah disiapkan manajemen  PTPN VI Alahan Panjang. Siswa dan guru juga mengetahui diagram alir proses produksi dan pemasaran teh Kayu Aro ke Eropa, Asia Timur, dan Timur Tengah. Teh Kayu Aro merupakan salah satu teh terbaik di dunia dan dihargai sangat mahal perkilogram kemasannya. Benar-benar pengalaman berkesan dan bermanfaat bagi siswa dan gurunya.

Dokumentasi: 






Foto: dokumentasi pribadi 2018
Sumber: 
https://id.wikipedia.org/wiki/Pengolahan_teh
https://id.wikipedia.org/wiki/Perkebunan_Nusantara_VI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here