Artikel Pembelajaran Matematika SD - Guru Kabel

Rabu, 18 Desember 2019

Artikel Pembelajaran Matematika SD


BELAJAR MATEMATIKA ITU (tidak) MENYENANGKAN

Banyak orang berpendapat bahwa pelajaran matematika itu sulit. Pembelajarannya hanya seputar angka – angka yang justru membuat pusing. Apabila menghadapi pelajaran matematika orang selalu berpikir susahnya terlebih dahulu. Pendapat seperti inilah yang sering kita dengar dalam keseharian. Kenapa belajar matematika itu bisa tidak menyenangkan?.
Jean Piaget mengelompokkan tahapan berpikir manusia itu ke dalam beberapa tingkatan, salah satunya adalah tahap operasional kongkrit (Muhibin, 2006;36) . Pada tahap operasi kongkrit seorang anak sudah dapat memecahkan masalah yang langsung dihadapinya secara nyata atau kongkrit. Berpijak dari tahapan inilah seharusnya guru dalam menyampaikan pembelajaran matematika  agar menyesuaikan dengan tahapan perkembangan siswanya. Siswa yang berada pada tahapan perkembangan operasi kongkrit dalam hal ini siswa usia Sekolah Dasar apabila dalam proses pembelajarannya diberikan kesempatan untuk mengekplorasi benda- benda kongkrit tentu akan dapat memahami pembelajaran tersebut secara utuh..
Matematika secara esensial merupakan proses berpikir yang melibatkan konstruksi dan menerapkan abstraksi, serta menghubungkan jaringan ide-ide secara logis ( Ruterford, 1989). Untuk menumbuhkan minat siswa terhadap pembelajaran matematika, guru terlebih dahulu menjelaskan tujuan mengapa harus mempelajari materi tersebut kepada siswa dan apa kegunaannya kelak dikehidupan masa yang akan datang. Dengan mendapatkan informasi tentang kegunaan ilmu tersebut pada masa yang akan datang tentu siswa akan terbuka dalam menerima materi yang akan dipelajari.
Sejalan dengan tahapan perkembangan yang dikemukakan Jean Piaget di atas, J.S.Bruner  mengemukakan  tahapan- tahapan pembelajaran  matematika yang sesuai dengan tahapan operasi kongkrit, yatitu: Tahap memanipulasi objek (enaktif), Tahap penyajian melalui gambar (ikonik) dan tahap memanipulasi simbol-simbol atau lambang-lambang/ tahap generalisasi (simbolik) (Nasution, 2000;27) .
Apabila tahapan-tahapan pembelajaran matematika yang dikemukakan oleh J.S.Bruner  tadi diterapkan oleh guru dalam pembelajaran, Pembelajaran matematika yang dulunya tidak meyenangkan dirasa akan menjadi menyenangkan oleh siswa. Berikut diberikan contoh penerapan teori Bruner dalam pembelajaran matematika.
Pada materi mencari luas volumeee balok. Pembelajaran dimulai dengan terlebih dahulu menyampaikan tujuan pembelajaran. Apa manfaat yang diperoleh siswa setelah mempelajari materi tersebut. Pada tahap enaktif , guru memberikan model balok yang bisa diisi dengan kubus-kubus satuan. Siswa diperbolehkan memanipulasi model kubus tersebut, menghitung- hitung, berapa jumlah kubus satuan yang diperlukan untuk mengisi model balok tersebut sampai penuh. Siswa bisa menghitung secara cepat jumlah kubus satuan yang menyusun balok, dengan  menghitung berapa deret jumlah kubus kesamping, jumlah ke belakang dan jumlah ke atas. Dengan mengalikannya mereka sudah bisa menentukan volume balok, dan sekaligus sudah menemukan sendiri rumus volume balok. Siswa bisa mengotak atik ukuran balok, sesuai dengan bentuk apa yang mereka inginkan kemudian menghitung volumenya. Pada tahap ikonik  siswa akan menggambarkan kubus yang mereka hitung volumenya tadi beserta ukurannya. Mereka sudah bisa menghitung volumenya hanya dengan melihat gambar yang sudah diberi ukuran. Selanjutnya pada tahap simbolik siswa sudah bisa diberikan soal yang hanya memuat ukuran panjang, lebar dan tinggi dari balok yang akan mereka tentukan volume nya.
Dengan mnerapkan pembelajaran matematika yang berawal dari mengotak atik benda kongkrit, siswa akan lebih cepat memahami materi yang dipelajari. Disajikan soal model apapun nantinya siswa akan bisa menyelesaikannya karena konsep dasar dari materi tersebut sudah mereka kuasai. Apabila guru menerapkan pembelajaran matematika sesuai dengan tahapan perkembangan siswa dan metode yang sesuai dengan materi pembelajaran, siswa tidak akan menganggap matematika itu sebuah momok lagi. Mereka akhirnya akan menyenangi pembelajaran  matematika.

1 komentar:

  1. setuju.kemarin ulil mengukur volume diawali dengan mengukur volume kotak nasi secara manual diikuti pembuktian dengan mengisinya sama air. anak-anak bilang mereka suka karena seperti main-main air..

    BalasHapus

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here