BELAJAR MATEMATIKA ITU (tidak) MENYENANGKAN
Banyak orang berpendapat bahwa pelajaran matematika
itu sulit. Pembelajarannya hanya seputar angka – angka yang justru membuat
pusing. Apabila menghadapi pelajaran matematika orang selalu berpikir susahnya terlebih
dahulu. Pendapat seperti inilah yang sering kita dengar dalam keseharian.
Kenapa belajar matematika itu bisa tidak menyenangkan?.
Jean Piaget mengelompokkan tahapan berpikir manusia
itu ke dalam beberapa tingkatan, salah satunya adalah tahap operasional
kongkrit (Muhibin, 2006;36) . Pada tahap operasi kongkrit seorang anak sudah
dapat memecahkan masalah yang langsung dihadapinya secara nyata atau kongkrit.
Berpijak dari tahapan inilah seharusnya guru dalam menyampaikan pembelajaran
matematika agar menyesuaikan dengan
tahapan perkembangan siswanya. Siswa yang berada pada tahapan perkembangan
operasi kongkrit dalam hal ini siswa usia Sekolah Dasar apabila dalam proses
pembelajarannya diberikan kesempatan untuk mengekplorasi benda- benda kongkrit
tentu akan dapat memahami pembelajaran tersebut secara utuh..
Matematika secara esensial merupakan proses berpikir
yang melibatkan konstruksi dan menerapkan abstraksi, serta menghubungkan
jaringan ide-ide secara logis ( Ruterford, 1989). Untuk menumbuhkan minat siswa
terhadap pembelajaran matematika, guru terlebih dahulu menjelaskan tujuan
mengapa harus mempelajari materi tersebut kepada siswa dan apa kegunaannya
kelak dikehidupan masa yang akan datang. Dengan mendapatkan informasi tentang
kegunaan ilmu tersebut pada masa yang akan datang tentu siswa akan terbuka
dalam menerima materi yang akan dipelajari.
Sejalan dengan tahapan perkembangan yang dikemukakan
Jean Piaget di atas, J.S.Bruner
mengemukakan tahapan- tahapan
pembelajaran matematika yang sesuai dengan
tahapan operasi kongkrit, yatitu: Tahap memanipulasi objek (enaktif), Tahap penyajian melalui gambar
(ikonik) dan tahap memanipulasi
simbol-simbol atau lambang-lambang/ tahap generalisasi (simbolik) (Nasution, 2000;27) .
Apabila tahapan-tahapan pembelajaran matematika yang
dikemukakan oleh J.S.Bruner tadi
diterapkan oleh guru dalam pembelajaran, Pembelajaran matematika yang dulunya
tidak meyenangkan dirasa akan menjadi menyenangkan oleh siswa. Berikut diberikan
contoh penerapan teori Bruner dalam pembelajaran matematika.
Pada materi mencari luas volumeee balok.
Pembelajaran dimulai dengan terlebih dahulu menyampaikan tujuan pembelajaran.
Apa manfaat yang diperoleh siswa setelah mempelajari materi tersebut. Pada
tahap enaktif , guru memberikan model
balok yang bisa diisi dengan kubus-kubus satuan. Siswa diperbolehkan
memanipulasi model kubus tersebut, menghitung- hitung, berapa jumlah kubus
satuan yang diperlukan untuk mengisi model balok tersebut sampai penuh. Siswa
bisa menghitung secara cepat jumlah kubus satuan yang menyusun balok,
dengan menghitung berapa deret jumlah
kubus kesamping, jumlah ke belakang dan jumlah ke atas. Dengan mengalikannya
mereka sudah bisa menentukan volume balok, dan sekaligus sudah menemukan
sendiri rumus volume balok. Siswa bisa mengotak atik ukuran balok, sesuai
dengan bentuk apa yang mereka inginkan kemudian menghitung volumenya. Pada
tahap ikonik siswa akan menggambarkan kubus yang mereka
hitung volumenya tadi beserta ukurannya. Mereka sudah bisa menghitung volumenya
hanya dengan melihat gambar yang sudah diberi ukuran. Selanjutnya pada tahap simbolik siswa sudah bisa diberikan soal
yang hanya memuat ukuran panjang, lebar dan tinggi dari balok yang akan mereka
tentukan volume nya.
Dengan mnerapkan pembelajaran matematika yang
berawal dari mengotak atik benda kongkrit, siswa akan lebih cepat memahami materi
yang dipelajari. Disajikan soal model apapun nantinya siswa akan bisa
menyelesaikannya karena konsep dasar dari materi tersebut sudah mereka kuasai.
Apabila guru menerapkan pembelajaran matematika sesuai dengan tahapan
perkembangan siswa dan metode yang sesuai dengan materi pembelajaran, siswa
tidak akan menganggap matematika itu sebuah momok lagi. Mereka akhirnya akan
menyenangi pembelajaran matematika.
setuju.kemarin ulil mengukur volume diawali dengan mengukur volume kotak nasi secara manual diikuti pembuktian dengan mengisinya sama air. anak-anak bilang mereka suka karena seperti main-main air..
BalasHapus